MANFAAT SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
PAPER INDIVIDU
TOPIK-TOPIK LANJUTAN
SISTEM INFORMASI
Oleh :
RUSDIANTO
1501183863
06PJM
/ 3
Binus
University
2013/2014
Binus
University
Jurusan Sistem Informasi
Paper
individu Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Semester Genap 2013/2014
MANFAAT SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
RUSDIANTO 1501183863
06PJM
/ 3
Abstrak
Pada saat ini,banyak perusahaan berkembang
pesat terutama di indonesia oleh
sebab itu setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing secara kompeten dan
actual terhadap para pesaingnya. Sehingga perusahaan harus meningkatkan
kualitas dan strategi yang dimilikinya . Maka dari itu
penelitian ini akan memberikan informasi lebih jauh tentang manfaat DSS pada perusahaan – perusahaan yang terkait dalam kegiatan bisnis. DSS (Decision
Support System) atau system pendukung keputusan secara umum digunakan sebagai
pembuat keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah – masalah yang bersifat tidak terstruktur dam semi terstruktur. DSS (Decision
Support System) dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuat keputusan
yang dimulai dari tahapan mengindetifikasi masalah sampai pada kegiatan
mengevaluasi pilihan yang alternative.
Kata kunci : support system, DSS, sistem penunjang keputusan.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Proses Pengambilan keputusan telah dianggap sebagai
hal yang penting di perusahaan yang di capai melalu pengalaman.Namun dengan
semakin bertumbuhnya persaingan pada perusahaan – perusahaan membuat proses Pengambilan
keputusan menjadi sulit hal itu disebabkan karena semakin banyaknya alternative
keputusan yang ada dan semakin tidak tentunya perubahaan yang terjadi pada
kondisi lingkungan sekitar perusahaan.Oleh sebab itu dibutuhkanlah sebuah system
pendukung keputusan dimana system tersebut dapa tmembatu perusahaan memberikan
informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan data dan informasi yang
ada.
1.2
Ruang
Lingkup
Untuk mengkaji dan membahas tentang keputusan dan informasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan yang berdasarkan pokok
masalah :
1.
Manfaat DSS pada perusahaan yang sedang berkembang
2.
Peran DSS pada perusahaan dan lingkungan sekitar
1.3
Tujuan
dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan ini yaitu :
1.
Memberikan
penjelasan dasar mengenai DSS
2.
Mendefinisikan manfaat DSS pada perusahaan
3.
Menerapkan
system DSS pada saat ini
1.3.2 Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan ini yaitu :
a. Perusahaan mulai beralih menggunakan DSS sebagai
pendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis nya
b. Menjalankan dan mengembangkan perusahaan dengan
didukung system yang lebih berguna bagi perusahaan terutama system pengambilan
keputusan
1.4
Metodologi
Penelitian
Penulis
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti web , dan
perangkat media yang diambil dari internet.
1.5
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan memberikan gambaran yang sistematis
dalam memahami topik yang disajikan, kami membagi penulisan ini ke dalam
bagian-bagian berupa bab yaitu :
BAB I
: Pendahuluan
Dalam
bab ini diuraikan tentang masalah pokok yang dibahas dalam paper ini, yang
terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaaat, Metodologi
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori
atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam penelitian ini, secara
umum dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan manfaat DSS pada
perusahaan, baik dikutip dari berbagai referensi maupun
hasil riset yang ada.
BAB III : Pembahasan
Dalam
bab ini berisi hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan
manfaat yang ditetapkan pada pendahuluan. Lalu menunjukkan bagaimana pemikiran
atau temuan-temuan diperoleh, menginterpretasikan temuan, dan mengaitkannya
dengan teori yang digunakan.
BAB IV : Penutup
Dalam
bab ini penulis akan memberikan
beberapa kesimpulan berdasarkan
petunjuk
dari buku-buku referensi, internet, dan seminar teori-teori lanjutan sistem
informasi serta saran yang mungkin akan diterapkan untuk kemajuan perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Sistem
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan proses pengambilan
keputusan yang alternatif,
tindakan
untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah,
2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan
keputusan sebagai berikut :
1. Tahap
Pemahaman ( Inteligence Phace .)
Pada
tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian
dari lingkup masalah
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diterima, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap
Perancangan ( Design Phace )
Pada tahap ini merupakan
proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat
diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan,
sehingga diperlukan proses validasi untuk mengetahui keakuratan dan ketepatan model dalam
meneliti masalah yang ada.
3. Tahap
Pemilihan ( Choice Phace )
Pada
tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai
alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar dapat ditentukan / dengan
memperhatikan kriteria – kriteria
yang ada berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap
Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap
rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan
alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
2.2 Sistem
Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan
suatu sistem yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif–alternatif yang
ada dan diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat
ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung
proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
2. Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user)
tetap memegang kendali pada
proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah
yang terstruktur, semi terstruktur dan tak terstruktur.
4. Memiliki kemampuan dialog untuk
memperoleh informasi informasi yang sesuai
dengan kebutuhan.
5. Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi
dengan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan item.
6. Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan terdapat
tiga tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Sistem
Pendukung Keputusan (Specific DSS).
b. Pembangkit Sistem Pendukung
Keputusan (DSS Generator).
c. Peralatan
Sistem Pendukung Keputusan.
Dalam
sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan
Terstruktur
Keputusan
terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin.
Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time,
internal, dan detail. Prosedur yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama
dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan memesan barang , keputusan menawarkan produk.
2. Keputusan
Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: merancang jadwal .
3. Keputusan
Tidak Terstruktur
Keputusan
tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang
atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai
sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen
tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh:
Perekrutan karyawan.
2.3 Tahapan
dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan
keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia
Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
1.
Fase
Inteligensi
Intelegensi dalam
pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah
secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi
masalah, dan kepemilikan masalah.
2.
Fase
Desain
Fase desain meliputi
penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan.
Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan
(menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3.
Fase
Pilihan
Pilihan merupakan
tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana
dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti
suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak
jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank
arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain.
Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi
mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi,
dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi
untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel
keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4.
Fase
Implementasi
Pada
hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi
implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang
panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja,
tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai
berikut (Surbakti, 2002):
1.
Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2.
Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi
yang berubah-ubah.
3.
Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda
secara cepat dan tepat.
4. Pandangan
dan pembelajaran baru.
5.
Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7.
Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8.
Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.
Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat
dan dengan sedikit usaha.
10.
Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk
database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan
diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
2. Model
Management
Melibatkan
model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User
dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge
Management
Subsistem
optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Decision Support System (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem
interaktif berbantuan komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses
terhadap data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan keputusan
yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur,
karena itu harus mampu:
Ø
Ditambah/ dikembangkan
Ø
Mendukung analisis data dan model desisi
Ø
Berorientasi pada masa yang akan dating
Ø
Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada
situasi yang semiterstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur di
mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS
tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat
interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan dapat melakukan berbagai analisis
dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan
keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan
pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3. Dapat
dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4. Menyediakan
dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan
di depan.
5. Menggunakan
analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
3.2 Tujuan Sistem Penunjang
Keputusan ( Decision Support System )
Bila diterapkan dalm
sebuah perusahaan tujuan utama DSS adalah membantu manajer dan orang-orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya
dalam memutuskan pemecahan suatu masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya
diharapkan dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut Holsapple dan Winston, 1996 tujuan dari DSS adalah sebagai berikut
:
a.
DSS
membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan
data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
b.
DSS
memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan keputusan agar prosesnya
berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan efisien). Fase pengambilan
keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang ditulis oleh Mc Leod (2001)
adalah :
@ Intellegence
Activity
yaitu proses
pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan
masalah,
@ Design Activity yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan
yang akan dijadikan solusi,
@ Choice Activity yaitu memilih salah satu tindakan yang telah dianalisa
pada fase sebelumnya yang kemudian dijadikan sebagai alternatif solusi,
@ Review
Activity
yaitu mengimplementasikan solusi.
c.
DSS
menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur atau yang tidak
terstruktur.
d.
DSS
membantu dalam memanajemen informasi / pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena
DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, menggunakan, menurunkan
dan mempresentasikan informasi / pengetahuan yang sesuai dengan keputusan yang
akan diambil.
DSS mendukung
penilaian manajer tanpa bermaksud untuk menggantikannya.
3.3 Konsep
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena
keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk
memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan
untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem
pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan
dianggap :
a.
Mengetahui
semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b.
Mempunyai
suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat
urutan alternatif yang lebih disukainya,
c.
Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau
kegunaan.
Paham
pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional
secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang
lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka
adalah keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan
keputusan selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil
keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih
banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh
latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani
model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah
dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan
sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti
keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model
tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a.
Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b.
Melakukan
penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang
memuaskan,
c.
Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan
karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara hasil dan tingkat
keinginan.
3.4 Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan
fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi
eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali
peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya
karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk
menggunakannya (user-friendly).
Tahapan penggunaan EIS :
v Laporan yang Ditentukan MIS
v Kemampuan Drill-Down
v Perangkat DSS
|
v Informasi Internal
v Informasi Eksternal
|
3. Membantu eksekutif mengidentifikasi
masalah dan mengenali peluang
|
2. Mendukung keluwesan pelaporan dan
menyediakan perangkat untuk menganalisis informasi
|
1. Menyediakan akses terhadap seluruh
informasi
|
Karakteristik EIS antara lain :
1. Dapat
digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2. Menyediakan
analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan
kemampuan drill-down.
3. Dapat
digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4. Mudah
digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk
menggunakannya.
5. Dapat
digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6. Menyajikan
informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7. Terkadang
dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail
dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet,
bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti
kalendar elektronis).
3.4. Jenis-Jenis
Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Menurut
Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu perusahaan dibedakan menjadi
2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Perbedaan
keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari persyaratan
operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri keputusan terprogram dan keputusan tidak
terprogram dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Keputusan Terprogram
|
Keputusan Tidak Terprogram
|
·
Berulang
·
Dirumuskan dengan cermat
·
Aturan atau algoritma keputusan bagi
orang bawahan untuk digunakan
|
·
Kadang-kadang
·
Unik
·
Analisa baru untuk setiap kejadian
|
Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah keputusan
yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga aturan
keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat
diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat
diberi kode untuk pengolahan komputer. Penggunaan komputer untuk mengolah
aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang
pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang
akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal
ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga
manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk
menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
Sedangkan
untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat
dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak
dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
Kegiatan
pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat
mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan
pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan
umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus
mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram
hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.
BAB
IV
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah Sistem Penunjang Keputusan
(Decision Support System ini adalah:
1.
Dukungan
komputerisasi untuk para manajer sangatlah penting dalam berbagai kasus ataupun
pengambilan keputusan di dalam organisasinya /perusahaannya.
2.
DSS
dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi
yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
3.
DSS
membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian
memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan
tindakan.
Daftar
pustaka
Marimin. 2004. Teknik
dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Kosasi, S. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System).
Departemen Pendidikan Nasional, Pontianak.
Herbert
A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap –
tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan
Cukup lumayan uraiannya. Supaya lebih ditingkatkan analisisnya
BalasHapusizin copy sebagian kk...untuk materi makalah...syukron
BalasHapus